jatimid.com – Delapan desa wisata peraih (ADWI) 2023 di Jawa Timur berkumpul dalam acara Rembug Desa 2024. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim merupakan upaya peningkantan Kapasitas.
Selama tiga hari, Peserta diberikan bimbingan teknis pemantapan pelatihan pemandu wisata. Kemudiandiisi dengan uji sertifikasi kompetensi bagi tour guide dan room attendant.
Selama Kegiataatan yang berlangsung di Hotel The Aliante, Kota Malang itu, peserta juga diajak melakukan famtrip ke Lembah Tumpang di Kabupaten Malang, destinasi wisata yang memenangkan East Java Tourism Award 2023.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelola wisata agar terus berinovasi dan menjaga standar hospitality,” jelas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari ST. MMA. “Kami ingin memastikan bahwa desa-desa wisata yang telah meraih penghargaan tetap menarik dan kompetitif,” tambahnya.
Evy juga menyoroti bahwa setelah memenangkan penghargaan ADWI, beberapa desa wisata mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah pengunjung. “Kami tidak ingin destinasi wisata kehilangan daya tariknya setelah populer. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas,” katanya.
Jawa Timur terus menjadi benchmark dalam pariwisata nasional, dengan desa-desa wisata yang berkembang pesat. Provinsi ini selalu menjadi yang terbanyak dalam nominasi dan kemenangan ADWI setiap tahunnya.
“Kami selalu menekankan pentingnya diversifikasi produk pariwisata untuk memuaskan wisatawan. Prinsip kolaboratif dan partisipatif harus diterapkan dalam pembangunan pariwisata desa,” ujar Evy.
Sementara itu , Kabid Destinasi Pariwisata Susiati MM, juga menekankan pentingnya pelatihan teknis dan sertifikasi bagi pemandu wisata.
“Pelatihan ini penting agar para pemandu dapat diakui sebagai pemandu yang kompeten,” ujarnya. “Kami berharap acara ini dapat meningkatkan wawasan, keterampilan, dan kualitas sumber daya manusia pengelola desa wisata,” tambahnya.
Lebih lanjut, Susiati menjelaskan bahwa kegiatan ini menunjukkan komitmen Pemerintah Jawa Timur dalam mendukung pengembangan desa wisata yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
“Indikasi keberhasilan wisata tidak hanya dinilai dari jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga dari bagaimana daya tarik pariwisata dan carrying capacity dijaga untuk menghindari kerusakan lingkungan. Selain itu, aspek sosial budaya dan pelestarian lingkungan juga sangat penting,” pungkas Susi.
(wendy)