Mengenalkan Seni Budaya, Lewat Harmoni Inklusi.

jatimid.com – Diteras rumahnya, Pria berusia 50 Tahun bernama Hendro menyambut jatimid.com untuk menceritakan rasa cintanya terhadap seni dan budaya.

Hendro Budi Laksono, merupakan pendiri dan pegiat seni berbakat yang masih berjuang melalui sanggar seni dan beladirinya dengan mengambungkan harmoni dan Inklusi.

Secara “filosofi”, Inklusi menegaskan bahwa ruang kelas dan ruang bermasyarakat tidak lengkap tanpa mengikutsertakan anak-anak melalui semua kebutuhan.

Pola pikir Inklusi pada prakteknya menerapkan keterlibatan yang sama pada semua anak, salah satunya untuk belajar di kelas yang sama.

Bersama istrinya, Ia mencoba memberikan gambaran visual kecintaan terhadap seni dan beladiri.

Hendro, yang sejak kecil telah menemukan minatnya pada olahraga tinju, kemudian mengeksplorasi lebih jauh dalam jujitsu dan MMA, lalu Ia memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk memajukan seni dan beladiri.

Sanggar yang diberi nama “Cangkrukan Teras Melody” bukan hanya sekadar tempat untuk berlatih seni bela diri, tetapi juga menjadi pusat kegiatan seni yang inklusif, di mana anak-anak dan remaja dari berbagai latar belakang dapat belajar dan berkembang.

Salah satu inisiatif terbesar Hendro adalah pendirian kelas musik khusus untuk anak-anak difabel.

“Saya percaya bahwa seni adalah cara yang indah untuk membangun jembatan antara kita semua,” ungkap Hendro.

Hendro melanjutkan, Kelas musik ini tidak hanya menyediakan platform bagi anak-anak difabel untuk mengekspresikan diri mereka melalui musik, tetapi juga menjadi ruang untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara Hendro dengan para muridnya.

Di sela-sela kesibukannya mengelola sanggar seni dan beladiri, Hendro juga aktif mencari bakat-bakat lokal, termasuk pengamen berbakat, untuk berkolaborasi dalam pertunjukan di berbagai acara komunitas.

Hal ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi para pengamen untuk tampil di hadapan publik yang lebih luas, tetapi juga mengangkat potensi seni lokal di Kota Malang.

Namun, visi Hendro tidak hanya sebatas mengembangkan seni dan beladiri. Ia juga memiliki pandangan yang luas tentang peran Kota Malang sebagai pusat kebudayaan yang sejati.

“Malang bukan hanya kota pendidikan, tetapi juga kota budaya. Kita perlu menjaga dan mempromosikan warisan budaya kita dengan baik,” tuturnya dengan penuh semangat.

Dengan dedikasi dan semangatnya dalam membangun komunitas seni yang inklusif dan berdaya, Hendro Budi Laksono tidak hanya menjadi teladan bagi generasi muda, tetapi juga menjadi pilar dalam upaya untuk mempersatukan beragam elemen budaya dan seni di Kota Malang.

Melalui “Cangkrukan Teras Melody”, ia terus menunjukkan bahwa harmoni dan inklusi dapat dicapai melalui cinta terhadap seni dan kesempatan yang sama bagi semua.

(Wendy)

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *