
jatimid.com – Bermula dari keinginan berjualan cacing, Haznim memulai bisnisnya bersama Adam seorang pembudidaya cacing berjenis ANC (African Nightcrawler). Namun tiga bulan berjalan niat Haznim menjadi seorang peternak cacing di tahun 2022 tidak berjalan mulus.
Hal itu disebabkan kurangnya permintaan pasar, Usaha Haznim sebagai penjual cacing sempat menurun, Ia kesulitan untuk mendistribusikan hasil ternaknya tersebut. Sehingga ketersediaan cacing menempuk di Lahan seluas 2 hektar tempat cacing berkembang biak .
Situasi yang kurang menguntungkan tidak membuat Haznim patah semangat, Ia mencari solusi agar cacing miliknya terjual. Kemudian Haznim mengajak rekan kerjanya Febby yang merupakan lulusan Sarjana Peternakan Universitas Brawijaya, Untuk mengolah cacing ANC sebagai pupuk Kompos (vermicompost).
Alih alih berjualan cacing, Mereka menjadikan hewan melata itu sebagai ladang bisnis yang memiliki nilai manfaat di Sektor pertanian. Di Pabrik yang terletak di Jl. Raya Buring kecamatan Kedungkandang Haznim dan Febby kini telah berhasil memproduksi Vermicompost 300 ton perbulan.
Mewakili Haznim, Febby menjelaskan bahwa (vermicompost) merupakan pupuk organik atau alami yang berasal dari fermentasi kotoran cacing merah ANC, fungsi dan manfaat pupuk tersebut dapat mempengaruhi kesuburan tanah lebih baik.
“dari survey beberapa konsumen, pengguna Kascing atau kompos cacing ternyata dapat mempengaruhi kualitas panen seperti buah dan rasa artinya ada kesuburan tanah yang disebabkan oleh vermicompost” Jelasnya, Rabu (05/06/2024).

Berbeda dengan pupuk kimia yang mengandung Nitrogen,Fosfor,Kalium (NPK). kata Febby vermicompost lebih fokus terhadap keberlanjutan kesuburan tanah ketimbang hasil panen yang cepat.
Lebih dari itu, pengunaan bahkan Produksi Vermicompost tidak meninggalkan bau amonia. Karena Karakter cacing Kata Febby, ketika mengolah makanannya dia sudah memfermentasinya di dalam tubuh, apalagi cacing mengandung 80% air.
“memang tidak semua petani mau beralih mengunakan vermicompost, alasannya mungkin rentan waktu panen yang membutuhkan proses, namun sebetulnya Kompos cacing ini bisa dijadikan pertimbangan sebagai pendamping pupuk Kimia” Ujar Febby, Rabu (05/06/2024).
Padahal jika di bandingkan harga pupuk kimia, vermicompost jauh lebih murah. Menurut Febby keberkelanjutan fungsi kesuburan tanah yang dihaslikan vermicompost justru dapat mengurangi biaya pra panen.
“Untuk harga per 5 kilo Kompos cacing 8 ribu rupiah, untuk yang 40 kilo 35 ribu, sebagai perbandingan pengunaan 1 kilo pupuk NPK sama dengan 10 kilo pupuk organik seperti cacing ANC” Tutupnya.
(wendy)