
Jatimid.com – Diambil dari bahasa sangkerta “Wiswakala” yang berarti (semua masa), Rakai Hino Galeswangi membentuk kampung di Kelurahan Gadang jadi tempat autentik dengan suasana Jawa Kuno.
Bersama empat orang temannya dan dukungan tokoh masyarakat setempat, Rakai Hino berupaya menjadikan kampungnya sebagai tempat pelestarian warisan budaya dan sejarah.
“Sebetulnya kita ingin mengangkat sejarah Nama Gadang dengan prasastinya yang pernah ada dulu, namun saat ini prasasti itu ada di Museum Indonesia. Prasasti itu berbentuk aksara jawa kuno”, nah kita mau memunculkan tema klasik itu dikampung ini supaya sejarah itu tetap lestari” Jelasnya.
Inisiasi Rakai Hino merancang Kampung “Wiswakala” bukan tanpa dasar, Sosok Rakai Sebagai Dosen Sejarah mempertegas konsep pelestarian budaya yang mendalam tentang Jawa kuno, bahkan hingga saat ini Rakai juga masih mengajar di Departemen Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Internasional Dalwa, Bangil Pasuruan.
Kampung Wiswakala di Kelurahan Gadang merupakan Kampung tematik yang tidak hanya berfokus pada estetika, tetapi juga pada edukasi budaya, menjadikannya sebagai teladan dalam pelestarian warisan yang mulai terlupakan.
Komitmen kampung ini untuk menjaga dan mempromosikan budaya yang abadi. Ide pembentukan Kampung Wiswakala berasal dari tokoh masyarakat setempat yang ingin menjadikan kampung mereka sebagai penjaga kekayaan budaya.
Gagasan Wiswakala bermula dari Rakai Hino Galeswangi yang juga saat ini menjabat sebagai ketua TACB (Tim Ahli Cagar Budaya). memulai ide untuk membangun kampung tematik gadang Wiswakala bersama Eko, Didik, Sugeng, dan Heru.
Mereka merenungkan beberapa tema, seperti go green yang sudah umum, dan tema religi yang mereka khawatir tidak dapat mewakili agama-agama lain dengan adil. Akhirnya, mereka sepakat untuk fokus pada pelestarian budaya Jawa kuno, yang dianggap mampu merepresentasikan kekayaan warisan budaya lokal dan memberikan pengajaran kepada masyarakat.
“Wiswakala berusaha menjadi terobosan baru dalam upaya pelestarian budaya Jawa, disini Setiap sudut kampung kita munculkan berbagai hiasan mural aksara Jawa lengkap dengan penjelasannya.
Tidak hanya itu, Workshop rutin juga diadakan untuk mengajarkan pengunjung cara menulis aksara tersebut, memberikan pengalaman wisata yang tidak hanya menarik tetapi juga edukatif.
Berkat Kekompakan dan semangat warga, Kampung Wiswakala kini berhasil masuk dalam tiga besar lomba kampung tematik tingkat provinsi. “Kami sangat bangga melihat Kampung Wiswakala mendapat pengakuan di tingkat provinsi. Ini adalah bukti nyata dari kerja keras bersama seluruh warga dan tekad kami untuk melestarikan warisan budaya yang mulai dilupakan,” tambahnya.
Saat ini, Kampung Tematik Wiswakala menantikan penilaian selanjutnya yang akan dilaksanakan pada 14 Juni mendatang. “Semangat dan keyakinan untuk meraih gelar juara semakin membara. Kami bertekad untuk terus mengukir prestasi dalam ranah kebudayaan dan berkomitmen untuk terus menjadi teladan dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal,” tutup Rakai.
(wendy)