
jatimid.com – Menghindari depresi pada anak dan remaja melalui pengembangan diri yang positif menjadi fokus utama Dewi Irvani S. Hut, MCHt, MPH, MSI. Sebagai praktisi hypnotherapy dan Ketua Komnas Perlindungan Anak Kabupaten Malang, Dewi melihat pentingnya pendekatan ini dalam menjaga kesehatan mental generasi muda.
Disela sela kesibukan Dewi Sebagai Dokter di Klinik Al-Bashiroh, Ia menjelaskan kepada jatimid.com, salah satu langkah penting untuk mencegah depresi adalah dengan membatasi penggunaan media sosial.
“Scrolling media sosial harus ada batasan. Jangan semua hal yang kita lihat di sana dianggap berelasi dengan permasalahan pribadi seperti diagnosa kesehatan atau membaca sikap orang lain,” ujarnya, Rabu (29/05/2024).
Ia juga menekankan bahwa penderita gangguan kesehatan mental harus berada di lingkungan yang sehat dan peka, serta mendapatkan pengawasan profesional. “Jangan malu atau khawatir dicap tidak waras. Mendapatkan bantuan dari profesional adalah langkah berani dan penting untuk pemulihan,” tegasnya.
Kemudian kata Dewi ,Upaya mendukung kesehatan mental yang lebih baik, Ia berencana membuka rumah sakit holistik pertama di Jawa Timur.
“Rumah sakit ini akan menyediakan Penanganan Pasien secara Medis, Kontemporer dan holistik maupun spiritual, sehingga pasien mendapatkan penanganan yang menyeluruh dan komprehensif,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dewi juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam pengembangan diri anak. “Orangtua harus peka terhadap perubahan sikap anak dan berkomunikasi dengan mereka seperti teman. Jika anak merasa diperhatikan dan dicintai, mereka akan tumbuh menjadi individu yang kuat dan bahagia,” jelasnya.
Terlebih lagi, tugas orang tua merupakan kunci menciptakan lingkungan yang penuh cinta bagi anak-anak mereka. “Anak yang dibesarkan dengan penuh cinta dan perhatian akan menjadi pribadi yang pintar, berbakat, dan bahagia, serta mampu menghadapi berbagai tantangan hidup,”Ujarnya.
Semakin tingginya angka pernikahan dini dan perceraian di Kabupaten Malang, Dewi menegaskan perlunya sosialisasi yang lebih intensif mengenai pentingnya kesehatan mental. “Kami giat melakukan edukasi agar masyarakat lebih memahami dan peduli terhadap kesehatan mental, khususnya bagi anak-anak dan remaja,” Lanjut Dewi.
Tidak hanya itu, setiap orang memiliki pengalaman hidup dan kepribadian yang berbeda, sehingga penyebab gangguan mental pun beragam. “Tidak dibenarkan untuk mendiagnosis diri sendiri. Jika membutuhkan bantuan, pastikan untuk berkonsultasi dengan ahli yang kompeten,” tuturnya.
Dengan dedikasi dan upayanya, Dewi berharap dapat mendorong lebih banyak orang untuk menjadi profesional di bidang kesehatan mental. “Semakin banyak ahli kesehatan mental, semakin banyak pula masyarakat yang bisa mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan,” tutup Dewi.
Ke depan, Dewi Irvani S. Hut berkomitmen untuk terus mengembangkan program dan layanan yang mendukung kesehatan mental masyarakat, serta mewujudkan visinya dalam membuka rumah sakit holistik yang akan menjadi pusat penyembuhan bagi banyak orang.
(wen)