
jatimid.com- Bejo Sandy, seorang seniman dedikatif, telah menghabiskan sepuluh tahun terakhir untuk melestarikan dan mempromosikan alat musik tradisional dari Malang, rinding malang. Alat musik yang terbuat dari bambu ini, juga dikenal sebagai mouth harp, kini telah diakui sebagai salah satu warisan budaya tak benda dari Malang.
Bejo tidak hanya memainkan rinding malang secara tradisional, tetapi juga menggabungkannya dengan elemen teatrikal dan musik DJ dalam setiap penampilannya. “Saya ingin menunjukkan bahwa rinding bisa beradaptasi dan tetap relevan di era modern. Dengan menggabungkan berbagai elemen musik, kami bisa menarik minat yang lebih luas, terutama di kalangan anak muda”.Ujar Bejo.
Tidak hanya sendiri, Bejo sering tampil bersama keluarganya. Seyhan, istrinya yang juga seorang pegiat seni, serta Abay, anak mereka yang duduk di bangku sekolah menengah pertama, sering ikut serta dalam pertunjukan. “Melibatkan keluarga dalam penampilan membuat pengalaman ini lebih berarti,saya harap abay menginspirasi anak muda lainya bermain rinding”, kata Bejo.
Usaha Bejo dalam melestarikan rinding malang tidak hanya diakui di dalam negeri. Seorang profesor dari Prancis telah memberikan rekomendasi atas dedikasi Bejo dalam mempromosikan dan menjaga keberlanjutan alat musik ini. “Pengakuan internasional ini sangat berarti bagi kami,” Ini menunjukkan bahwa upaya kami dihargai dan memberikan motivasi untuk terus berkreasi”. Lanjutnya.
Bejo juga berusaha keras untuk menarik perhatian generasi muda, dirinya sering mengadakan workshop dan pertunjukan di sekolah-sekolah untuk mengenalkan rinding kepada anak-anak. “Saya ingin mereka melihat bahwa alat musik tradisional juga bisa keren dan menyenangkan”. Tutup Bejo
(Wen)