
Jatimid.com– Line dance, yang kini dipopulerkan oleh komunitas Lintang On Stage di Malang, memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Berasal dari Amerika Serikat pada abad ke-20, line dance awalnya berkembang di kalangan komunitas barat dan pedesaan sebagai bagian dari tradisi tarian country. Tarian ini dikenal karena formasinya yang rapi, di mana para penari berbaris dalam satu atau lebih garis dan melakukan gerakan yang sama secara serempak.
Line dance menjadi populer karena kesederhanaannya dan kemampuannya untuk menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang tanpa memerlukan pasangan dansa. Seiring waktu, line dance berevolusi dan mengadopsi berbagai genre musik, dari pop hingga hip-hop, menjadikannya tarian yang inklusif dan menyenangkan untuk segala usia.
Lintang On Stage mematahkan stigma bahwa menari dengan lincah hanya untuk anak muda. Ade, penggagas Lintang On Stage, menyatakan, Line dance adalah tarian menolak pikun dan membuat awet muda. “Dengan tarian ini, kami tidak hanya menjaga kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental, Kami ingin menunjukkan bahwa menari bukan hanya untuk anak muda tetapi semua usia bisa menikmatinya.”
Setiap penampilan Lintang On Stage selalu menarik dengan kostum khusus yang mereka kenakan. Pada penampilan Senin malam (27/05/2024), anggota komunitas diwajibkan memakai kostum tradisional Jawa. “Kami selalu berusaha untuk menggabungkan elemen budaya lokal dengan tarian modern, Ini tidak hanya menambah keunikan penampilan kami tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan budaya kita.”. Kata Ade.
Fathur Rahman, wakil ketua Lintang On Stage, menyatakan dirinya berharap lebih banyak anak muda tertarik pada line dance Karena tarian ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bisa menjadi cara untuk menjaga kebugaran dan mengurangi stres. “Kami ingin anak muda melihat bahwa menari adalah aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat.ujarnya.
Dengan memakai kostum tradisional, Fathur berharap anggota komunitas bisa menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda. “Ini adalah cara kami untuk menunjukkan bahwa budaya kita bisa relevan dan menarik dalam konteks modern, tidak melulu kalah dengan budaya asing”, tambahnya.
Menari memberikan banyak manfaat, tidak hanya secara fisik tetapi juga sosial dan emosional. Bagi anggota Lintang On Stage, menari adalah cara untuk bersosialisasi, mengurangi stres, dan menjaga kesehatan mental.
Ade menjelaskan dirinya sering mendengar bahwa anggota tari merasa lebih bahagia dan sehat setelah bergabung dengan komunitas ini. “Ini adalah bukti bahwa menari bisa menjadi aktivitas positif yang bermanfaat dan menyenangkan bagi semua usia.”Tutupnya.
(Wen)