Ifadatun Ni’mah Berjuang Lewat Goresan Pena

Jatimid.com – Bermula dari kegemaran saat masih kecil mengumpulkan lembaran sajak dan puisi serta menulis buku harian termasuk cerpen. Menjadikan Ifadatun Ni’mah (36) sebagai seorang Novelis. Perempuan asli Dusun Caruk Kulon, Desa Jabon, Jombang ini telah menghasilkan beberapa karya apik dalam tulisan novel karya mandiri.

” Sejak sekolah, saya memiliki hobby mengumpulkan lembaran sajak dan puisi juga corat-coret diary ataupun sekedar menulis cerpen. Selain itu hobby menonton pertunjukan wayang dan juga membaca buku-buku genre kerajaan klasik Jawa, ” ungkap Ifada.

Ifada melanjutkan penjelasannya bahwa ketika menempuh tingkat pendidikan setara Sekolah Menengah Atas ia sudah melakukan kegemarannya dengan mengaplikasikan ide tulisan pada buku kosong serta kertas yang ditemuinya. Tidak berhenti disitu saja, ia kemudian melanjutkan aktivitas kegemarannya ketika menempuh bangku perkuliahan dengan mengikuti salah satu komunitas menulis di kampus tempat ia mengenyam pendidikan.

” Sebenarnya ketika menginjak Sekolah Aliyah hampir setiap ada buku kosong dan kertas-kertas bekas saya jadikan media menulis cerita fiksi atau sekedar cerita pengalaman pribadi, kemudian berlanjut saya masuk jenjang kuliah, bergabung dengan Komunitas Lembaga Pers Alipi yang ada di Fakultas. Setelah Lulus dari kuliah, karena faktor kesibukan dunia kerja, akhirnya banyak tulisan yang tertunda bertahun-tahun. Alhamdulillah, akhirnya mulai lagi aktif menulis sejak tahun 2018,” terang Ifada, Lulusan S1 Tekhnologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ini.

Arti menulis bagi Ifa (red) adalah sebuah passion dan cara untuk mengasah otak. Menulis juga sebagai rekam jejak sejarah untuk anak cucu kelak. Tidak hanya itu, arti menulis baginya adalah sebuah pemberdayaan, perjuangan dan pergerakkan melalui pena.

” Menulis adalah passion saya, inspirasi cerita bisa dapat dari mana saja, fleksibel, dan membuat brain akan terus terasah. Bagi saya tulisan adalah sebuah sejarah, dengan menulis kita akan membuat jejak rekam untuk masa depan kita dan anak cucu. Tidak itu saja, menulis adalah sebuah pemberdayaan, perjuangan dan pergerakan dengan bersenjata pena bagi seorang perempuan seperti saya,” jelas Ifada yang juga memiliki usaha di bidang kuliner dan hijab ini.

Karya tulisan Ifada terinspirasi dari cerita kehidupan pribadi baik di masa remaja, ketika menempuh pendidikan jenjang perkuliahan hingga dari pengalaman ketika memiliki buah hati. Tidak hanya itu saja, kisah buku-buku klasik kuno, segala sejarah kerajaan di Jawa hingga pengalaman perjalanan ke banyak candi juga menjadi inspirasinya.

Hasil Karya tulisan Ifada tertuang pada 6 buku ontologi antara lain “Berani Hijrah”, “Berani Istiqomah”, “Circumstances”, “Anakku Hebat”, “Semenjana”, “A Lonely”.

Selain itu ia juga menulis cerpen seperti “Lentera Hijrahku” ini menceritakan pengalaman lahir dan batin seorang perempuan di masa perkuliahan terkait perjalanan hidup, pergaulan, dan tuntutan keluarga yang agamis.

Ada juga “Munajat Istiqomah” mengenai kehidupan seseorang ketika memasuki masa kejayaan hingga harus mengahadapi problematika yang berbanding terbalik 180 derajat, lalu berubah menuju jalan untuk istiqomah.

Tidak hanya itu, ada juga “Asmarada” dengan cerita kisah pertemuan tidak sengaja seorang perempuan dengan sosok yang pernah Ia kenal di masa ratusan tahun lalu saat kerajaan Majapahit. Kemudian dipertemukan di jaman modern.

Kemudian buku berjudul “Titik Balik Damara”, berisi kisah perjodohan dan pilihan hidup dan apapun jalan dan ruang waktunya jika harus berjodoh maka akan dipertemukan lagi dengan suatu waktu yang lebih baik dan tepat.

Ifada juga menulis novel berjudul “Cengkerama Dua Batin”, tentang kehidupan seorang perempuan dengan kemampuan indra keenam dan retro kognisi yang dapat membaca kehidupan yang pernah terjadi di masa lalu bahkan ratusan silam serta Mawar Candrakiranaku, mengenai kehadiran buah hati yang pertama, mulai dalam kandungan hingga mulai kehadirannya di tengah keluarga.

Selain karya tulis novel dan cerpen dalam ontologi, Ifada juga telah menoreh karya cerpen dan artikel secara online, antara lain Pesona Ratu Wilwatikta mengenai kehidupan pada jaman ratusan tahun yang dapat menembus batas serta masuk di nuansa kehidupan sehari-hari di era kerajaan Majapahit beserta karya tulis artikel Ifada antara lain Komunikasi Sebagai Win-win Solution, Secangkir Kopi dan Tahun Baru, juga Filosofi Banjir : Jika Hujan Boleh Bicara.

Harapan Ifada, dapat terus berkarya sebanyak mungkin dalam rangka mengasah kemampuan menulis dari segala sudut pandang. Tetap fokus menulis novel tunggal hingga dapat menembus penerbit mayor. Tidak hanya itu ia berharap karya tulisnya dapat menginspirasi masyarakat dalam mencari ide pikiran khususnya bagi kaum perempuan.

” Setidaknya dengan karya tulisan mampu memberikan ide, pikiran untuk kemajuan masyarakat khususnya untuk para perempuan, mengangkat derajat kaum perempuan lewat tulisan dan syukur-syukur tulisan kita kelak menjadi rekam jejak sejarah di masa depan, ” ujar anggota Komunitas menulis The Writer, PPN (Perempuan-Perempuan Nulis) aktif pada tahun 2018 ini.

(Ayya HM)

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *