
jatimid.com – Lewat pengalaman dan peristiwa yang ditemukan dibeberapa daerah ternyata keberadaan dan peran perempuan masih dinilai sebagai makhluk yang masih dibatasi peran dan kapasitas untuk mendapatkan hak sosialnya.
Kondisi itu di temukan langsung oleh seorang aktivis kesetaraan gender, Ahaddiini Hayyu Maahayaati S.Sos, M.Sosio yang giat mengkampanyekan emansipasi terhadap perempuan.
Hayy Maahayaa berjuang menciptakan gelombang suara yang keras terhadap penyamarataan posisi hak perempuan yang setara dengan laki laki.
Menurut Alumni Magister Sosiologi Unair angkatan 2014 itu, salah satu upaya menciptakan kesetaraan gender dapat dilakukan dengan melakukan pemberdayaan dengan membuka ruang ekspresi bagi perempuan. Sehingga dapat ditegakkannya keadilan yang merata tanpa batasan gender.
Melalui program pemberdayaan Jejak Berantai Perempuan Bergerak by Hayy Maahayaa, ia berupaya menanamkan pemahaman bagi kaum perempuan agar tidak terjerat budaya patriarkis.
Perjuangan Hayy tersebut bukan tanpa tantangan, ia menjelaskan di era saat ini justru dikeadaan paling berat ketika menemukan situasi dimana masih sangat banyak perempuan saling menjatuhkan antara satu dengan lainnya.
“Sangat disayangkan ketika masih banyak perempuan yang saling menjatuhkan. Sebaliknya sebagai sesama perempuan sudah seharusnya saling mendukung, saling menyemangati dan saling menguatkan untuk kemajuan bersama.
Karena ketika itu dapat terwujud maka akan ditemukan semangat dan kekuatan untuk melawan segala kondisi kerentanan pada kaum perempuan, ” ungkap Founder Perempuan Bergerak By Hayy Maahayaa ini.
Lebih lanjut Hayy mengatakan, pemberdayaan perempuan merupakan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang tersedia untuk pembangunan, sehingga para perempuan memahami definisi peran gender untuk lebih bebas mengejar tujuan yang diinginkan sebagai bagian pencapaian Hak Asasi Manusia demi tegaknya kesetaraan gender yang berkeadilan.
“Bagaimana kesetaraan bisa tercapai ketika masih banyak perempuan yang saling menjatuhkan. Sebaliknya sebagai sesama perempuan sudah seharusnya saling mendukung, saling menyemangati dan saling menguatkan untuk kemajuan bersama. Karena ketika itu dapat terwujud maka akan terciptanya semangat dan kekuatan untuk melawan segala kondisi kerentanan pada kaum perempuan, ” ungkap Hayy.
Menurut Hayy ada beberapa tahapan untuk melakukan pemberdayaan perempuan sebagai bentuk women support women, yang berarti perempuan saling mendukung perempuan lainnya.
“Berbicara mengenai pemberdayaan perempuan bukan artinya semata-mata berbicara mengenai skill atau keterampilan dengan output menghasilkan produk semata, namun lebih dari itu, berbicara mengenai pemberdayaan perempuan artinya juga berbicara mengenai proses dengan berbagai macam tahapan, termasuk menerima sudut pandang perempuan dalam usaha bersama dalam peningkatan kualitas yang salah satunya melalui pelatihan keterampilan,” ungkapnya.
Hayy yang juga berprofesi sebagai tenaga pendidik di SLB Putra Mandiri Sidoarjo ini juga menjelaskan bahwa berbicara mengenai pemahaman pemberdayaan perempuan berspektif feminisme berarti juga berbicara mengenai proses dengan berbagai macam tahapan, termasuk menerima sudut pandang perempuan, berusaha bersama dalam peningkatan kualitas, salah satunya adalah melalui pelatihan keterampilan dalam pemberdayaan perempuan.
“Seperti pada program pemberdayaan JEJAK BERANTAI Perempuan Bergerak By Hayy Maahayaa yang telah digelar di beberapa wilayah di Jawa Timur antara lain di Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Kediri dan Bangkalan yang kesemuanya melalui 5 tahapan yaitu dimulai dengan menciptakan kesadaran akan pentingnya dukungan kepada sesama perempuan sebagai kekuatan, membangun relasi hubungan baik dengan sesama perempuan menjaga dengan membentuk dan mempertahankan ruang kolaborasi perempuan,” jelas Hayy.
Perempuan asli Surabaya itu juga menjelaskan mengenai bagaimana pentingnya menanamkan dukungan terhadap pemberdayaan perempuan agar rasa kepedulian untuk saling mendukung sesama perempuan satu dengan lainnya dapat tumbuh dengan baik. Sehingga secara otomatis dapat mewujudkan kemandirian bagi kaum hawa untuk berani mengambil keputusan dalam hal menentukan pilihan hidup dari berbagai masalah sosial yang dialaminya.
Hayy Maahayaa berharap perempuan selalu saling mendukung, memahami, menguatkan dengan menanamkan segala sikap serta pemikiran positif demi kemajuan dan tegaknya kesetaraan gender di Indonesia.
(redaksi)