
jatimid.com – Hayy Maahayaa, merasa terpangil untuk menyuarakan emansipasi Wanita melalui pemberdayaan dan peningkatan kapasitas Perempuan di tingkat Desa.
Pemberdayaan itu Ia lakukan dengan cara mendatangi dan mengajak para perempuan yang ada di desa membuat produk kreatif yang memiliki nilai ekonomi.
Menurut Hayy Maahayaa, memperjuangkan hak wanita tidak hanya dengan menyampaikan seruan aksi atau berorasi, melainkan dengan melatih kemandirian serta kemampuan secara individu.
“untuk meraih hak – hak wanita harus di implementasikan dalam bentuk nyata, yakni menumbuhkan kemandiriannya, itu modal utama, sehingga memahami kesetaraan gender tidak hanya sebatas narasi” Ujar Hayy Maahayaa.
Secara Sosial, Wanita berusia 37 Tahun itu menamakan program pemberdayaan tersebut “Jejak Berantai Perempuan Bergerak” dalam rangka memahami kesetaraan gender khusnya bagi masyarakat desa.
Jejak Berantai Perempuan Bergerak ini telah menyisir wilayah pedesaan, dan yang baru baru ini di laksanakan di Dusun Dangbigi, Desa Mano’an, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan pada Minggu (04/12/2022).
Kegiatan yang mengusung tema Implementasi program pemberdayaan perempuan sebagai peningkatan kualitas masyarakat desa Mano’an itu, diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan.
Hayyu Maahayaati menjelaskan, Edukasi dalam memahami kesetaraan gender ini juga harus dimulai dari tingkat bawah yaitu desa, Ia mengatakan kondisi sosial secara patriarki masih sangat dirasakan di Desa.
Patriarki merupakan sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama serta mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti.
“perlu pendekatan secara masif dan pemahaman secara literatur sehingga paham yang menyimpang tidak menimbulkan ketersingungan antar budaya lokal, kesetaraan gender itu ditanamkan agar laki laki dan perempuan untuk lebih saling memahami dan menghargai posisi masing masing terlebih untuk urusan hak” Jelas Hayyu.
Untuk itu Lanjut Hayyu, Dalam memperjuangkan keseteraan gender dalam meraih hak-hak perempuan tersebut dilaksanakan pada nilai keberdayaan mental untuk berdikari, seperti mengasah kemampuan dengan kemandirian.
“intinya, kesetaraan gender itu tidak serta merta untuk melawan atau arogan terhadap laki laki, tapi saling menghargai hak masing masing” Ujarnya.
Apa yang dilakukan Wanita Asal Pandaan Tersebut, menjadi kunjungan kelima (5) setelah sukses di Kabupaten Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Kediri, dan yang terakhir di Desa Maona’an Kokop Bangkalan.
Berbeda dengan Kabupaten Lainnya, Desa Mano’an tanpak menarik perhatian wanita akrap disapa Hayy Maahayaa tersebut.
“Pertama yang membuat menarik saat menuju ke lokasi, ciri khas jalan desa memang betul-betul ala kadarnya, dan budaya masyarakat masih sangat melekat kuat.
Pada kunjungan itu, kedatangan Hayy Maahayaa disambut antusias Peserta untuk menerima materi, bahkan kaum hawa yang hadir mempersiapkan dirinya dengan membuat Ikon Desanya, dengan julukan ‘Juang Bebini’ Mano’an’, dalam bahasa indonesia “perjuangan wanita”.
Seandainya ada yang memfasilitasi dalam pengembangannya, pasti dengan kemauan masyarakatnya yang tinggi, Desa Mano’an atau kokop akan lebih maju lagi,” jelasnya.
Menurut Hayy Maahayaa untuk membangun sebuah desa, sebagai penggerak tidak semerta-merta langsung menyuruh masyarakat berkarya.
Melainkan tugas terpenting yakni memberikan stimulus terhadap minat dan pola pikir kaum perempuan yang di desa. Seperti halnya dalam peningkatan kualitas masyarakat Desa Mano’an, memberikan materi mengenai kesetaraan gender, feminisme dan materi semacam kekerasan pada perempuan.
“Itu merupakan tahapan awal dalam meningkatkan kulitas sebuah penduduk yang ada di desa, dan bisa ditambahkan dengan pemahaman keberdayaan sebegai perempuan”, Ungkapnya.
Dengan materi itu belum cukup, akan tetapi harus tahu betapa pentingnya kemandirian seorang perempuan,”
tutur wanita lulusan Magister Sosiologi di Universitas Airlangga angkatan tahun 2014 tersebut.
Selain melaksanakan programnya dia juga memberikan pelatihan dan praktik pembuatan produk UMKM yang dikonsep dengan Lokal Karya. Dengan Tujuan demi masyarakat desa khususnya bagi pemuda -pemudi yang berkeinginan berkembang, secara kualitas diri maupun ekonominya.
“Perempuan juga harus tahu jalannya tata kelola desa sendiri, Karena dengan aktifnya kelompok perempuan sebagai aktor strategis pembangunan desa. Diharapkan dapat menggerakkan partisipasi warga secara keseluruhan, agar menjadi berdaya serta secara bersama dapat mengawal pembangunan Desa Mano’an,” katanya.
Ia Mengatakan, perempuan tidak dapat dipungkiri sebagai salah satu elemen kunci dalam proses pemberdayaan itu sendiri. Sebab, mengembangkan inisiatif lokal berupa perkembangan keberanian dan rasa percaya diri masyarakat, perlu suntikan semangat yang lahir dari kaum hawa.
“Perempuan harus berdaya dan juga beruara baik itu sumbangsih pemikiran, pendapat, dan pengambilan keputusan yang termasuk memperjuangkan haknya”, ungkap tenaga pengajar SLB Putra Mandiri Sidoarjo ini.
Sebelum kegiatan tersebut berakhir Hayy Maahayaa menyimpulkan, sebenarnya semua bidang bisa digeluti oleh kaum perempuan. Hal itu terbukti sejauh ini perempuan sudah keikutsertaannya dalam proses pengembangan kepribadian dan pembangunan desanya.
Meski demikian perlu adanya komitmen untuk melibatkan perempuan dan memberikan kesempatan mereka untuk terus belajar dalam pengembangan bidang wirausaha.
“Setelah pelatihan lokal karya Bebini’ Mano’an selesai, harus ada dukungan dan pendorong dari segala elemen, baik dari keluarga terlebih dari Pemerintah desa.
Agar kesuksesan ikut mengalir harus melalui kerjasama dari pemerintah, swasta, masyarakat, komunitas, dan seluruh pihak agar mampu mewujudkan segala harapan masing-masing penduduk desa,” Pesannya.
Sementara itu, Ma’ruf sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan Lokal Karya Bebini’ Mano’an tersebut mengungkapan terima kasih terhadap fasilitator.
Karena sudah merelakan waktunya jauh-jauh dari Kota Pasuruan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat di desanya. Ditambah lagi hal yang baru di bawa ke Desa Mano’an sangat disukai oleh peserta pada waktu itu, bahkan beberapa peserta sudah siap berkarya demi kemajuan ekonomi desa.
“Menerjang arus demi sebuah kesejahteraan perempaun yang dilakukan oleh Ahaddiini Hayyu Maahayaati, kita sangat mengapresiasi perjuangan beliau” kata Ma’ruf.
Kami warga Desa Mano’an sangat berterima kasih dan atas kerelaan tersebut, semoga yang maha diatas segala maha memberikan kelancaran dan keselamatan dalam menajalani hidupnya, Amin,” tutupnya.
(wendy)