Menolak Merantau, Arif Abdillah Pilih Jadi Peternak Bebek Sukses

jatimid.com – Sebuah inspirasi terkadang muncul dari stuasi dan kondisi di lingkungan sekitar. Seperti halnya yang sudah terjadi kepada Arif Abdillah salah satu anak desa yang terletak di Dusun Dempol Desa Kota Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.

Bermula saat masih berumur 20 tahun, Arif Abdillah tersentuh hatinya melihat sekawanannya terpaksa harus mencari nafkah keluar daerah. Dari Sanalah putra dari pasangan suami istri H. Mat Bahri dan Nafiatun memutar otak untuk mencipatakan lapangan kerja sendiri.

Termotifasi dari teman-temannya dan lingkungan yang ada di desa, Arif Abdillah merupakan suami dari Sobahah yang sudah dikaruniai anak berumur empat tahun Mohammad Syahir.

Ia merintis usaha peternakan bebek setelah lulus dari SMA Negeri 1 Torjun pada 2012, hal itu juga dilakukan kerana melihat stuasi lingkungan dan teman-teman sebyanya nya. Ia mengaku tidak mau terjadi hal yang serupa, seperti halnya untuk mendapatkan penghasilan harus kerja di luar daerah, luar kota bahkan luar negri.

”Iya pada waktu itu saya berpikir keras untuk mencari pekerjaan yang mempunyai potensi cepat berkembang, dan tidak harus jauh dari keluarga,” tuturnya.

Baginya, yang menjadi opsi pada saat itu hanya ada dua pilihan antara menjadi seorang petani atau peternak. Pada akhirnya Ia memilih untuk usaha sebagai peternak bebek daging, karena tidak mempunyai pengetahuan yang lebih di dunia pertanian.

Tepatnya dia memulai usahanya ketika baru-baru masuk kuliah Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

”Jadi saya mencari usaha yang potensi perkembangannya secepat mungkin untuk di pedesaan, dan dinikmati langsung oleh tetangga maupun dari luar,” ujarnya.

Pemuda lulusan dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di UTM bangkalan itu, sebelumnya memang sudah menyukai terhadap hewan. Sebenarnya bukan hanya karena faktor lingkungan saja, melainkan dia merasa ditantang oleh bapak nya sendiri H. Mat Bahri.

”Dari pada pelihara hewan tidak menghasilkan apa-apa, lebih baik pelihara hewan yang bisa bermanfaat untuk masadepan.Nah disitu saya merasa tertantang dari ucapan bapak,” ucap Arif

Seraya menirukan perkataan orang tuanya. Hingga obrolan dengan bapaknya, Dia menanggapi untuk diberi modal dalam usahanya. Langkah demi langkah terus dilakukan mulai dari membuat analisa, obeservasi ke peternak yang sudah berjalan dan akhirnya buka membuka usaha ternak bebek pada 2013.

Untuk modal memang seluruhnya dari orangnya, namun dia dengan bijaknya menuturkan seorang anak laki-laki tentu tidak akan terus-menerus menggantungkan hidupnya ke pada orang tua.

”Tapi waktu masih tahap percobaan saja, sehingga seirang berjalannya waktu saya masuk kuliah ada penurunan omset lalu diputuskan ditiutup dan fukus ke perkuliahan,” paparnya.

Setelah lulus dari kuliahnya, kambali niat usaha tersebut dikonsep kembali dan beralih ke bebek peterlur, sampai hari ini mempunyai bebek 500 ekor dan sudah memproduksi 300 ekor dari penetasan telurnya.

Selain itu sudah ada calon induk sebanyak 200, sedangkan telur yang masih ada dalam mesin sekitar 4000 telur.
”Untuk omset perbulannya bisa mencapai Rp.19.500.000 juta, tergantung pasaran,” pengakuannya.

Dia menjalakan latar belakang perekonomian kelaurganya terbilang dari kalangan menengah, sebab bapaknya seorang kepala desa. tapi Ia menegaskan banyak masyarakat beranggapan anak kepala desa hanya bisa mengandalkan orang tuanya.

Namun dia membuktikan dengan membuka usaha sendiri, untuk menghilangkan persepsi-persepsi yang kurang tepat tersebut.

”Dari situlah asumsi itulah saya ingin membuktikan, meskipun anak seorang kepala desa, tidak semerta-merta terlihat terus mengandalkan orang tua kita, jadi kita harus mandiri dan mempunyai penghasilan sendiri,” pungkasnya.

(Mr)

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *