
jatimid.com – Panas terik sudah menjadi teman sehari hari ilham dan bayu, mereka melapisi diri dengan warna silver untuk untuk menghindari Tubuhnya terbakar panas matahari.
biasanya mereka akrab disebut manusia silver, kegiatan ilham dan bayu berdiri di tempat keramaian atau berdiri diantara Lampu lalu lintas perkotaan, sambil berharap ada yang memberi Santunan.

Keadaan sosial ini menarik perhatian jatimid.com, untuk melihat langsung kegiatan manusia Silver di Jalan Panglima, Kelurahan Dalpenang Kabupaten Sampang.
“kita gak pernah paksa orang untuk kasih uang, kalo dikasih ya bersukur gak di kasih ya sudah, disenyumin saja kita sudah senang” Ungkap ilham, sambil tertawa Ramah.
Menyambut perkataan ilham, ditempat yang sama bayu mengungkapkan isi hatinya bahwa berprofesi sebagai manusia silver bukan cita – citanya.
“kalo ada kerjaan yang lebih baik kita mau saja mas, tapi ternyata keadaannya begini, belum ada solusi lain mas”, kata bayu.
Senada dengan bayu, ilham bercerita sebenarnya Ia memiliki keinginan menjadi seorang TNI, namun kondisi kurang mendukung.
“maunya jadi tentara mas, tapi belom jodoh, yaudah sekarang mau bantu orang tua aja walaupun gak banyak”, Ungkap ilham.
Tidak kalah semangatnya, Bayu juga menyampaikan impiannya menjadi seorang supir.
“Saya sebenernya lagi tunggu ijazah mas, ngambil paket C, terus saya mau jadi supir”, Ujar Bayu.
Kepada jatimid.com, keduanya menjelaskan Warna silver pada Tubuh mereka merupakan hasil campuran dari bubuk Pasta sablon (cat sablon), minyak goreng dan bedak.
Bahkan untuk mewarnai tubuhnya, mereka harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit, sekitar 200 ribu untuk 1 bulan pemakaian.
“Bahan – bahan bisa beli online, kalau dapat uang dan bahannya habis, kita iuran supaya lebih ringan dan bahannya bisa di pakai bersama sama” jelas bayu.
Selain ilham dan bayu, terdapat 3 orang laiinya yang melakukan aktifitas sama, kemudian mereka berpencar ke tempat tempat ramai dan padat kendaraan.
Dari Hasil mengais Rejeki sebagai Manusia Silver , mereka mengumpulkannya, untuk kemudian di jadikan satu.
Sebagian hasilnya untuk ditabung lalu sisa hasil tersebut digunakan untuk membayar sewa kos sebesar 250 ribu perbulan berikut biaya listrik 50 ribu.
“Alhamdulilah, walaupun gak banyak kita bisa nabung, untuk keperluan masing masing, yang penting solidaritas mas”, kata ilham.
Kedepannya mereka berharap mendapat kehidupan yang lebih layak, dan bisa lebih bermanfaat.
“Sekarang cuma bisa jalanin dengan ikhlas mas sambil berharap dapat perkerjaan yang baik dan kedepannya bisa jadi kebanggaan keluarga” tutup Bayu.
(Wendy)