
Sampang, jatimid.com – “pola bedeh” merupakan bahasa Madura yang artinya, jika ada, kalau ada, mungkin ada.
Kata – kata “Pola Bedeh” lebih sering didengar ketika beberapa orang di Madura sedang melakukan kegiatan Meminta amal untuk pembangunan Masjid atau perbaikan jalan secara gotong royong oleh masyarakat.
Memasuki wilayah kepulauan Madura, Aktifitas menjaring amal ini banyak terlihat disejumlah jalan perlintasan umum, atau jalan desa.
Dari hasil pantauan, Bahkan dari satu jalan menuju jalan berikutnya yang tidak terlalu jauh, kegiatan ini bisa ditemukan kembali.

Biasanya, kegiatan Amal ini dilakulan oleh 3 sampai 4 orang atau lebih, salah satu diantaranya bertugas sebagai operator untuk memanggil penguna jalan yang lewat.
“Pola bedeh, ontalaki, artinya “kalo ada lempar saja” Ucap operator melalui pengeras suara.
Letaknya tidak jauh dari dipinggir jalan bersama bangunan gubuk sederhana dan atap seadanya menjadi tempat kegiatan Amal tersebut berlangsung.
Pemandangan ini, menarik perhatian jatimid.com untuk menyaksikan dan mengikuti langsung proses Mengumpulkan amal jariya tersebut.

Nasrudin bersama 4 kawannya mengambil amal dari pengguna jalan yang melintas dikawasan Bira Barat Kecamatan Ketapang.
Mereka berjaga di Pelintasan jalan Umum dengan membuat sebuah pos sederhana yang digunakan untuk berteduh saat hujan dan panas, atau ketika jam istirahat.
Di Sela – sela kegiatan itu, Jatimid.com berkesempatan untuk berbincang bersama Nasrudin selaku operator yang bertugas menyapa setiap kendaraan lewat mengunakan michropone dan pengeras suara.
“Kita kumpulkan amal ini untuk masjid yang ada di desa, Alhamdulilah amal ini sangat membatu pembangunannya” Ujar Nasrudin.
Teman Nasrudin bertugas mengambil setiap amal yang diberikan mengunakan gayung, Amal berupa Uang ini tidak jarang dilempar oleh pemilik karena alasan tertentu.
“Berapapun kita terima Yang pentingkan Amalnya ikhlas, dilempar juga tidak papa, justru kita kadang yang minta begitu” Katanya, Sabtu (02/07/2022).
Saat ditanya total hasil pengumpulan amal setiap hari, Nasrudi menjelaskan bahwa penerimaan amal dimulai pagi hari sekitar pukul 8 hingga 4 sore.
“Hasilnya tidak menentu, Alhamdulilah Biasanya paling besar kita bisa kumpulkan 2 juta rupiah, paling kecil sampai 800 ribu rupiah bahkan bisa lebih”Jelasnya.
Selama Proses menjaring Amal Nasrudi dan kawan mengatakan tidak pernah memaksa ataupun marah kepada pengguna jalan.
Bahkan Nasrudi memasang foto masjid Yang sedang dibangun sebagai bukti bahwa kegiatan tersebut bukan dibuat buat.
“Supaya orang tidak berprasangka buruk atau curiga, Beramal itukan didasari rasa ikhlas,kalo beramal tapi ada rasa ragu jadi gak barokah nantinya”tutup Nasrudin.
(wen)